Itang Yunasz, Kiprah Desainer 4 Dekade

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jun 2018 09:42 WIB
Dari kecil, Itang Yunasz sudah bergelut dengan mesin jahit. Tahun 1980-an ia mulai merancang busana hingga kini.
Dari kecil, Itang Yunasz sudah bergelut dengan mesin jahit. Tahun 1980-an ia mulai merancang busana hingga kini. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setiap ingin memiliki baju baru, Itang Yunasz kecil mesti bekerja keras membantu sang Ibu memutar mesin jahit. Alih-alih membeli baju siap pakai, Ibu Itang bakal membuatkan pakaian untuk anak-anaknya. Sang anak, bertugas mengoperasikan mesin jahit yang masih manual di tahun 60-an itu.

"Ibu saya, ibu rumah tangga yang bisa menjahit. Setiap kali anaknya ingin baju baru kami disuruh memutar mesin jahit," kata Itang mengenang masa kecilnya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com beberapa waktu lalu. Lahir 31 Desember 1958, pemilik nama asli Yusjirwan Yunasz itu tahun ini bakal berusia 60 tahun.

Saat sang ibu selesai menjahit, Ayah Itang bakal memanfaatkan kain perca sisa menjahit menjadi lukisan atau patung.
Pengalaman masa kecil melihat Ibu dan Ayah bekreasi dengan kain, membuat Itang bercita-cita menjadi seorang perancang. Bukan hanya merancang untuk keluarga atau orang-orang tertentu saja, Itang ingin agar karyanya dikenakan masyarakat luas.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski terlahir dari keluarga berdarah seni, cita-cita Itang itu tak lantas mendapat dukungan dari kedua orang tuanya.

"Di tahun 70-80 itu untuk ngomong ke orang tua ingin menjadi seorang desainer itu kan hal yang tabu," ungkap Itang.

ADVERTISEMENT

Menjadi desainer kala itu belum dianggap sebagai pekerjaan yang menjanjikan. Akan tetapi, Itang tetap mengembangkan bakatnya dengan mengikuti banyak kegiatan di dunia mode.

Pada 1981, usaha Itang mulai menunjukkan hasil. Itang yang masih berusia 22 tahun berhasil membuktikan diri menjadi juara lomba merancang busana.

Itang Yunasz, Kiprah Desainer 4 DekadePeragaan busana Itang Yunasz. (Dok/Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)


Itang menggunakan uang hadiah hasil lomba itu untuk merintis usaha Galeri Busana bersama dua peragawati papan atas saat itu Enny Sokamto dan Dhanny Dahlan.

"Mereka adalah top model Indonesia. Jadi saya ngedompleng bisa terkenal lebih cepat justru dengan ada mereka berdua," tutur Itang.

Strategi itu ternyata tepat sasaran. Berstatus perancang muda Indonesia, busana Itang mulai dilirik banyak artis top seperti Hetty Koes Endang dan Vina Panduwinata. Nama Itang sebagai perancang terkenal di kalangan selebriti.

Kedekatan dengan para pesohor itu, membuat Itang kecipratan rezeki dengan ikut berkarier menjadi penyanyi dan pemain film. Itang berhasil merilis empat album dan ikut bermain dalam tiga film. Namun, Itang tak melanjutkan kariernya di dunia hiburan dan memilih fokus menjadi perancang.

Pada 1986, Itang merintis label sendiri dengan nama Itang Yunasz. Busana rancangan Itang itu dipasarkan ke beberapa departement store. Itang banyak merancang adibusana, gaun malam, dan busana siap pakai untuk kalangan kelas menengah ke atas.

Itang bahkan memamerkan karyanya hingga ke beberapa negara di dunia bersama beberapa perancang lainnya di bawah naungan Badan Pengembangan Ekspor Nasional. Pada 1992, Itang mendapatkan penghargaan Asian Women Foundation dari Presiden Filipina Fidel Ramos.

Itang Yunasz, Kiprah Desainer 4 DekadePeragaan busana Allea, dari Itang Yunasz. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)



Namun, Itang masih merasa belum puas. Dia masih berambisi agar busana yang dirancangnya dapat dikenakan banyak orang.

Pada 2005, Itang mulai memasuki pasar regional di Tanah Abang untuk dapat memasarkan pakaiannya lebih luas. Saat yang bersamaan, Itang memutuskan untuk banting setir hanya menggarap busana Muslim.

"Saya jualan baju Muslim laki-laki atau koko yang saat itu ikonnya Ustad Jefri Al Buchori," ujar Itang.

Di bawah label Preview, Itang berhasil memasarkan baju koko dalam jumlah besar. "Pernah 1 juta potong baju sekali produksi," ungkap Itang.


Di Tanah Abang, Itang lalu melebarkan sayap dengan menjual busana Muslim untuk perempuan dengan label Kamilaa pada 2010. Busana ini tak hanya beredar di Indonesia, tapi juga sampai ke negara tetangga seperti Malaysia.

"Karena grosir jadi enggak cuma di Indonesia pelanggannya. Tapi, ada dari Malaysia dan Brunei Darussalam," kata Itang.

Baru-baru ini, Itang kembali memperluas pasar dengan menggarab label busana Muslim khusus untuk anak muda, Allea.

Kini, memasuki usia 60 tahun dan berkarier hampir empat dekade. Itang Yunasz banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan busana dan juga pakaian modest di Indonesia. (rah/rah)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER