Hijrah Itang Yunasz ke Busana Muslim dan Tanah Abang

Puput Tripeni Juniman | CNN Indonesia
Rabu, 13 Jun 2018 07:21 WIB
Mengawali karier desain busananya dengan gaun malam, Itang Yunasz beralih ke busana muslim dan kemudian merambah pasar Tanah Abang.
Mengawali karier desain busananya dengan gaun malam, Itang Yunasz beralih ke busana muslim dan kemudian merambah pasar Tanah Abang. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Itang Yunasz (59) awalnya terkenal karena beragam busana couture dan alta moda yang mewah dengan tampilan terbuka. Kini, desainer kawakan itu banting setir merancang busana Muslim atau dikenal dengan pakaian modest yang sopan dan tertutup. Dia juga memberanikan diri merambah Pasar Tanah Abang untuk memasarkan produknya lebih luas.

Namun, perjalanan Itang yang hijrah mendesain busana tertutup dan memasuki Pasar Tanah Abang tak berjalan dengan mulus. Itang mesti bergulat dengan beragam cemoohan dan jatuh bangun dunia bisnis.

Hijrah Itang berawal dari permintaan sang istri, Yeni Mulyani yang ingin menutup aurat dengan berhijab pada 2002 lalu. Yeni yang baru saja melahirkan anak keduanya itu, meminta Itang untuk membuatkan busana yang tertutup khusus untuknya.
Namun, Yeni tak ingin baju itu seperti baju Muslim kebanyakanya yang monoton tanpa model. Itang menyebut istrinya itu ingin busana Muslim yang tetap memiliki siluet dengan kerudung yang dibuat sedemikian rupa sehingga terlihat cantik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awalnya, Itang mengaku tak percaya diri bisa membuat busana Muslim yang bergaya lantaran mesti mengikuti kaidah tertentu sesuai agama Islam.

"Akhirnya, saya ditempa untuk membuat seperti itu. Tadinya saya enggak pede. Tapi, makin saya melakukan ini, justru semakin bagus," kata Itang saat bercerita kepada CNNIndonesia.com di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

Dari permintaan sang istri, Itang mengaku banyak belajar membuat busana Muslim. Perlahan, dia mulai fokus untuk hanya membuat busana modest yang tertutup. Keputusan Itang yang saat itu dianggap tak biasa lantas mendapat banyak celaan dari berbagai pihak.

"Hingga waktu saya mulai banting setir 360 derajat nih jadi desainer busana Muslim, ya banyak cemoohan dari teman-teman atau dari orang lain. Mereka bilang ngapain sih bikin baju ini,'" tutur Itang.
Tapi, Itang tetap kekeh berubah haluan menjadi perancang busana modest. Dia ingin memberikan banyak manfaat kepada banyak orang. Itang juga menganggap apa yang dilakukannya saat ini bakal menjadi bekal di akhirat nanti.

Selain itu, Itang juga seolah ingin menebus kesalahannya yang dulu kerap 'menelanjangi' perempuan lewat busana.

Hijrah Itang Yunasz ke Busana Muslim dan Tanah AbangPeragaan busana Kamilaa, dari Itang Yunasz. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)

"Saya mendakwah lewat busana. Saya melakukan hal-hal yang saya rasa dulu saya menelanjangi perempuan dengan tidak boleh memakai BH kalau fashion show, bahkan underwear kalau bisa ga kelihatan. Tapi dengan beranjaknya umur dan makin mempelajari menjadi islam yang baik, akhirnya saya merasa tepatlah saat itu saya harus hijrah," ungkap Itang.

Demi menebar manfaat yang lebih banyak, Itang juga mulai merambah Pasar Tanah Abang pada 2005. Pasar grosir yang menyasar masyarakat kelas menengah ke bawah ini jarang dijamah para desainer top Indonesia.

"Dari muda, saya selalu bilang saya punya obsesi baju saya jangan dipake sama menengah ke atas saja. Saya juga ingin orang-orang yang di menengah ke bawah juga pakai baju saya," ucap Itang.


Bersama seorang rekan, Itang membuat label Preview, spesialis baju koko, baju Muslim untuk pria. Label ini menjadi pemasok baju-baju yang dikenakan ustad kondang saat itu, Jefri Al Buchori.

Meski sudah mengantongi label desainer ternama, Itang mengaku tak mudah memasuki Pasar Tanah Abang. Itang mesti menurunkan egonya sebagai seorang desainer dan mendengarkan pendapat dari rekan bisnisnya. Misalnya seperti potongan dan desain yang tidak berlebihan.

"Sebagai desainer saya mempunyai kekuatan yang saya rasa enggak boleh dibantah. Pernah saya bikin apa yang saya inginkan, tapi ternyata memang enggak laku. Lebih laku yang dibilang partner saya karena dia menghadapi konsumen. Jadi, saya mesti terima dengan masukan," tutur Itang.

Hijrah Itang Yunasz ke Busana Muslim dan Tanah AbangPeragaan busana Itang Yunasz di Jakarta Fashion Week 2015. (Dok/Foto: Safir Makki)

Setelah baju koko, pada 2010 Itang melebarkan sayap membuat label busana Muslim untuk perempuan bernama Kamilaa. Kini label ini, punya delapan toko di Tanah Abang.

"Untuk mencari duit lebih luas lagi, saya punya gagasan membuat busana untuk perempuan. Karena kalau cowok biasanya jual saat Ramadan atau Idul Fitri, kalau perempuan kan nyari baju terus sepanjang tahun," kata Itang.

Selain dua label ini, Itang juga masih menggeluti label lainnya yang juga fokus pada busana Modest yakni label utama Itang Yunasz, Itang Yunasz Ready to Wear, SZ, Tatum, dan yang teranyar Allea. (rah/rah)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER