PROFIL DESAINER

Itang Yunasz, Desainer Butik Mewah hingga Pasar Tanah Abang

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Selasa, 16 Des 2014 13:17 WIB
Itang Yunasz, desainer terkenal Indonesia mau melirik pangsa pasar Tanah Abang dan bukan hanya butik mewah di mal premium Jakarta.
Itang Yunasz saat diwawancarai CNN Indonesia di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Panggung fesyen Indonesia makin beragam. Tak cuma busana siap pakai, busana tradisional dan aneka gaun pesta yang meramaikan dunia mode tanah air.

Dalam perkembangannya, busana muslim pun makin mendapat tempat di hati para pencinta mode. Salah satu buktinya, dalam setiap agenda fashion week Indonesia, siluet busana dengan gaya busana muslim tak pernah absen dari panggung.

Kenaikan level fesyen busana muslim tak lepas dari peran serta Itang Yunasz. Itang ‘berhasil’ membuktikan bahwa ia adalah desainer milik semua orang. Seorang Itang punya ambisi tidak hanya ingin mendesain pakaian untuk kelas atas. Meski karya-karyanya selalu tampil di runway dan diminati masyarakat kelas atas, ia juga mendesain untuk kalangan menengah ke bawah. Melalui label Kamilaa, Itang mendesain busana yang kemudian dijual di Tanah Abang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gebrakannya ini tentu mengagetkan. Tak jarang ada saja orang yang mencibir ‘keberanianmnya ini’. Bagaimana tidak, seorang desainer terkenal Indonesia mau melirik pangsa pasar Tanah Abang dan bukan hanya butik mewah di mal premium Jakarta. Hal ini pulalah yang akhirnya membuat beberapa desainer lainnya untuk membuka toko di salah satu lot pasar Tanah Abang.

"Memang itu sudah jadi obsesi saya. Saya bukan hanya milik level atas, tetapi semua kelas. Saya ingin mendandani masyarakat dari semua kelas," kata pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1958 ini.

ADVERTISEMENT

Selain berjualan di pasar Tanah Abang, Itang pun tak ragu untuk membuat sebuah pagelaran fesyen di tempat tersebut. Itang menunjukkan, bahwa sebenarnya kualitas busana tak bisa dilihat setengah-setengah. Artinya, sekalipun busana tersebut dijual dalam harga murah dan tempat yang panas seperti pasar Tanah Abang, ia juga tetap memerhatikan kualitas busana dan menciptakan busana yang sesuai tren.

Busana muslim yang dijualnya di Tanah Abang ini memiliki kisaran harga Rp 175 ribu sampai Rp 300 ribu. Meski harga jualnya jauh lebih murah dibanding di butik-butik lain, namun ternyata para pembelinya tak hanya berasal dari kalangan menengah ke bawah saja. Beberapa pembelinya justru berasa dari luar negeri, dan mereka rela menembus panas dan lorong pasar Tanah Abang untuk mendapatkan koleksi Itang.

"Namun ternyata Muslim dari Inggris juga belanja di Kamilaa. Hal ini buat saya putar otak agar menciptakan busana Muslim yang trendi di dunia dengan harga terjangkau," katanya.

Dalam perjalanannya, ia justru merasa bahwa segmen pasar inilah yang membuat kariernya melesat dan omsetnya meningkat.

Awal mula karier

Itang dulunya adalah seorang desainer busana lulusan dari sebuah lomba desain busana salah satu majalah Tanah Air di tahun 1981. Berbekal hal tersebut, ia pun memulai usaha bisnis fesyennya.

Pada 1986, ia mendirikan PT Yunasz Astabrata yang memproduksi busana rancangannya di bawah label Itang Yunasz. Pria yang menimba ilmu mode sampai ke Italia ini juga pernah memenangkan penghargaan dari Presiden Fidel Ramos.

Selain dikenal sebagai desainer, Itang dulu juga dikenal sebagai penyanyi dan pemain film. Dulu ia pernah menyanyikan lagu Heidy (1985) dan Klak Klik Kluk (1988). Dalam dunia film, Itang pernah menjadi pemeran utama dalam Pacar Kedua (1989) arahan Jopi Burnama.

Tahun-tahun pun berganti. Di tahun 2000, minat Itang untuk berkreasi buasana berubah haluan. Ia memilih untuk mendesain aneka busana muslim. Itang mulai mendesain busana muslim sejak anak keduanya lahir.

"Saat itu istri saya berniat untuk berhijab. Lalu dia minta saya membuatkan pakaian muslim yang modis dan tidak terlihat tua," katanya.

Awalnya, Itang sempat ragu. "Saya mempertanyakan diri saya, apakah saya sanggup melakukannya? Soalnya busana muslim ada pakem-pakem yang harus diikuti," katanya. Ia juga bercerita kemajuan busana muslim kini sudah sangat pesat dibandingkan dulu.

"Dulu busana muslim dianggap kampungan. Namun, sekarang sudah dijadikan tema sendiri saat pergelaran busana. Orang-orang mulai sadar bahwa busana muslim mendatangkan banyak uang, pasarnya besar," tuturnya menjelaskan.

Sampai tahun ini, terhitung sudah 13 tahun desainer bernama asli Yusirwan Yunasz ini telah menggeluti bidang busana muslim.

"Saya tidak suka melihat perempuan berhijab dengan model banyak tumpukan di atas kepalanya," ujarnya kepada CNN Indonesia beberapa waktu lalu.

Dalam mencipta busana muslim, karya rancangannya adalah busana yang longgar dan hijab yang simpel. Ia juga kerap mengeluarkan koleksi busana yang kaya motif dan menggunakan tenun asli Nusantara.

Diakuinya, kemajemukan Indonesia yang begitu baik membuat desainer Indonesia dapat lebih kreatif dalam mengeluarkan tren baru. Identitas Nusantara juga sering Itang tampilkan dalam rancangan di bawah label busananya.

Ia menjadi otak untuk lima label busana, yaitu yaitu Itang Yunasz (lini utama), Tatum (busana kerja), Marrakech (busana muslim untuk anak muda), Preview (busana muslim pria) dan Kamilaa (busana muslim perempuan).

"Saya punya tim-tim yang membantu saya. Peran saya adalah merancang, membuat sketsanya. Lalu pengerjaannya saya serahkan ke tim," katanya. Menurut Itang, seorang desainer yang matang harus punya sistem yang bagus agar produksinya dapat berjalan tepat waktu dan berkesinambungan.

(chs/mer)
REKOMENDASI UNTUK ANDA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER